Beda Suka Sayang Dan Cinta

*Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
*Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
*Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

*Saat kau menyukai seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
*Saat kau menyayangi seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
*Saat kau mencintai seseorang dan berada disisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya.

*SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jgn menangis."
*SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
*CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."

*SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,"Ia sangat cantik dan menawan."
*SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
*CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,"Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku."

*Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
*Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
*Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu, kau akan berkata,"Tak apa dia hanya
tak tau apa yang dia lakukan."

*Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
*Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
*Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus.

*SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
*SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
*CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimanapun keadaanmu.

*SUKA adalah hal yang menuntut.
*SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
*CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

Bagaimana Memperkuat Rasa Syukur ?

Di artikel sebelumnya telah saya jelaskan bahwa, rasa syukur yang tulus akan
mengaktifkan Law of Attraction atau keberuntungan dalam hidup kita. Lalu
bagaimanakah caranya memupuk dan mengembangkan rasa syukur kita ?

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, terutama bagi Anda yang
belum menjadikan syukur sebagai sesuatu yang otomatis.

Cara pertama adalah dengan membuat Jurnal Rasa Syukur, yaitu sebuah
buku atau catatan harian yang berisi semua ungkapan rasa syukur, ucapan terima
kasih, kesenangan atau peristiwa keberuntungan yang Anda alami selama ini.
Michael Losier menyebutnya sebagai Jurnal Bukti Kemakmuran (Journal of
Abundance Evidence). Saya lebih senang menyebutnya sebagai Buku Harian
Keberuntungan (Lucky Diary) sebagaimana istilah yang dikemukakan oleh
Richard Wiseman dalam bukunya Luck Factor.

Dengan membuat Buku Harian Keberuntungan, maka kita akan
menyadari bahwa nikmat yang diberikan Tuhan itu sangat banyak yang sudah kita
rasakan, walaupun sebenarnya sangat jauh lebih banyak dari yang kita mampu
menghitungnya. Dengan membuat Buku Harian Keberuntungan, kita akan lebih
menyadari betapa Tuhan mencintai makhlukNya. Betapa beruntungnya kita.
Dengan kesadaran itu, maka kita akan mudah bersyukur kepadaNya. Buku
Harian Keberuntungan juga akan membuat kita terus merasa berkelimpahan.
Perasaan kita jadi enak (feel good) dan pada akhirnya akan mengaktifkan
Hukum Ketertarikan.

Bagi orang-orang yang merasa bahwa hidupnya belum beruntung, penuh
dengan kesialan dan penderitaan, maka cara ini cocok untuk dilakukan. Karena
jika orang-orang semacam ini terus mengeluh dan mengeluh terus, maka mereka
akan semakin jauh dari keberuntungan. Hukum Ketertarikan tidak akan bekerja
pada orang-orang yang feel bad. Oleh sebab itu bersyukurlah agar bisa feel
good. Bersyukurlah terhadap hal-hal rutin yang jarang kita syukuri, misalnya
kesehatan kita, keluarga kita dan sebagainya.

Cara kedua adalah dengan ”melihat ke bawah”, yaitu memperhatikan
orang–orang yang lebih ”tidak beruntung” dibandingkan kita, antara lain
orang-orang yang lebih miskin, lebih bodoh, lebih susah, lebih menderita, lebih
gendut, lebih jelek, lebih sial dan sejenisnya.

Bersyukurlah karena Anda memiliki pekerjaan, sementara banyak orang
terpaksa harus mengemis untuk hidup. (Lihat di jalanan, banyak anak-anak
terpaksa mengemis agar tetap survive). Bersyukurlah Anda dapat mengenyam
pendidikan yang layak, sementara banyak orang yang membacapun tidak bisa.
(Lihat di daerah terpencil dimana para orang tua belum sadar dengan pentingnya
pendidikan). Bersyukurlah Anda masih dapat makan tiga kali sehari, sementara di
belahan dunia yang lain banyak orang yang menjadi kurus kering dan kurang gizi
(Lihat di beberapa negara Afrika yang rakyatnya menderita karena perang dan
kelaparan). Dan bersyukurlah karena Anda masih dapat bernafas, sementara
banyak orang yang untuk bernafas saja masih memerlukan bantuan. (Lihat di
berbagai rumah sakit dimana orang memerlukan alat dan ’mesin’ agar bisa tetap
bernafas).

Cara ini juga bisa dipakai jika Anda mengalami suatu kesialan atau
kejadian yang tidak menguntungkan. Pandanglah kesialan Anda dari sisi yang
positif, perlunaklah dampak kesialan itu dan bayangkan bahwa keadaan bisa lebih
buruk lagi. Ungkapan-ungkapan seperti, ”Untung cuma kepleset, coba kalau
jatuh”, ”Untung masih selamat, penumpang yang lain pada mati”, ”Syukurlah
hanya rugi sedikit, belum sampai satu milyar”, ”Tidak naik kelas nggak apa-apa,
berarti guru-gurumu masih menyayangimu” , ”Gajiku hanya naik 5%, tapi aku
bersyukur karena di perusahaan lain banyak yang tidak naik gaji” dan sebagainya,
adalah contoh-contoh memandang kesialan atau ketidakberuntungan secara
positif agar Anda tidak semakin larut dalam kesedihan dan Anda akan tetap
bersyukur. Saya kira dalam falsafah Jawa sangat dikenal prinsip ini, makanya
banyak orang tua memberi nama anaknya ”Untung” atau ”Bejo”.

Mungkin Anda bertanya, ”Lha, kalau kita bersyukur terus, kapan
majunya, apakah ini tidak berarti pasrah dengan keadaan dan tak mau berusaha
agar lebih baik ?” Pertanyaan yang bagus. Tetapi harus diingat bahwa kita
berbicara mengenai hal yang telah terjadi, bukan masa depan. Ini hanyalah
masalah waktu terjadinya (kalau di dalam pelajaran Bahasa Inggris disebut
dengan tenses, ada past tense ada juga future tense). Kunci jawabannya adalah
”semua yang telah terjadi harus disyukuri”, karena tidak ada gunanya disesali. Aa
Gym sering membuat perumpamaan, ”Kalau nasi sudah menjadi bubur, ya sudah.
Tambahkan santan, kasih irisan daging ayam, kasih bawang goreng dan krupuk.
Maka jadilah bubur ayam.” Jadi, ambil sisi positif dari kejadian yang sudah
terjadi. Sedangkan yang menyangkut masa depan, boleh disyukuri dan sangat
disarankan untuk mengharapkan yang lebih baik. Bisa dipahami kan ?

Kembali ke cara bersyukur, cara yang ketiga adalah dengan banyak
memberi, bersedekah, bermurah hati dan melayani orang lain. Dengan banyak
memberi (bukan hanya uang, tetapi apapun juga), maka akan tercipta mentalitas
kelimpahan (abundance consciousness) sehingga kita akan lebih bersyukur lagi
dan akan mengaktivasi Hukum Ketertarikan. Akhirnya hidup kita akan lebih
beruntung lagi. Begitu seterusnya, yang akan berulang lagi seperti sebuah siklus
atau lingkaran, tapi lingkaran malaikat, bukan lingkaran setan.

Dan cara keempat, mulai dan akhiri hidup Anda setiap hari dengan rasa
syukur. Ketika mau tidur, ucapkan syukur kepada Tuhan, masukkanlah ke dalam
hati, rasakan betapa Tuhan telah melindungi hidup Anda selama seharian penuh.
Teruslah mengucap syukur sampai Anda terlelap dalam tidur (saat otak dalam
gelombang alpha atau theta). Dengan demikian maka tidur Anda akan tenang
dan damai, tidur yang berkualitas, tidur yang bisa menghadirkan ide-ide segar
ketika Anda ’pasif’ di gelombang alpha, theta dan delta. Demikian pula,
lakukan hal yang sama ketika Anda bangun tidur di pagi hari. Bersyukurlah
karena Tuhan (melalui para malaikatNya) telah menjaga Anda sepanjang malam.
Bersyukurlah karena Anda bisa bangun dengan segar di pagi hari dan siap untuk
melakukan aktivitas dengan bersemangat lagi di hari yang baru. Dengan cara itu
maka hidup Anda akan selalu diliputi oleh rasa syukur

0 komentar:

Posting Komentar

Template Design by SkinCorner