teknik wawan cara

Persiapan wawancara sangat bergantung pada:
1. bentuk tulisan/ acara jika medianya elektronika
2. penugasan redaktur

Apakah wawancara yang Anda lakukan bertujuan untuk:
1. menggali lebih jauh (digging the news) dan hasil penggalian itu ditulis sebagai berita keras (hard news)?
2. sebagai cerita pelengkap (sidebar/ singleout)?

KEMUNGKINAN PERSIAPAN WAWANCARA
CONTOH KASUS “PERISTIWA PELEDAKAN BOM BALI 2” UNTUK DIGGING THE NEWS SEBAGAI BERITA KERAS (HARD NEWS):

1. menggali hal-hal yang mengungkap latar belakang peristiwa dan akibat yang ditimbulkan dengan
mewawancarai:
a. pihak kepolisian serta satpam di sekitarnya,
b. beberapa saksi mata
c. tanggapan ahli pengurai teknologi bahan peledak
2. membaca kliping berita serupa untuk mendapatkan inspirasi dalam menyusun pertanyaan
3. membaca ensiklopedia untuk mencari tahu arti istilah TNT (trinitrotuluene), dsb sebelum melakukan wawancara/ minta keterangan ahli bom & pakar laboratorium forensik Polri yang menganalisis peristiwa serupa selama ini.


Untuk keperluan tujuan wawancara cerita pelengkap (sidebar/ singleout)
, penggalian berita lebih ditujukan pada hal-hal yang sifatnya memiliki unsur human interest guna menggugah empati pembaca, seperti latar belakang korban, kisah anak yang ditinggalkan ibu yang menjadi korban, dan sebagainya.


Mempersiapkan diri sebelum wawancara mutlak hukumnya, bahkan untuk pergi ke sebuah acara pun. Anda harus memperhitungkan:
1. Siapa saja yang hadir?
2. Apakah mereka bisa menjawab hal-hal yang ingin Anda ketahui?
3. Jika tokoh “Si Polan” hadir, apa yang bisa ditanyakan kepadanya?

Anda wartawan harian & mingguan?

1. Biasakan diri mengetahui topik yang sedang hangat “quote of the day” di tengah masyarakat!
2. Ikuti trend berita setiap hari
3. Biasakan membaca koran, majalah, dan buku yang berhubungan dengan topik hangat tersebut!

Anda memperoleh bahan wawancara yang sangat besar, khususnya untuk feature yang memprofilkan seseorang!


Ingat! Anda bukan saja mewakili media tempat Anda bekerja, tapi juga wali pembaca di setiap peristiwa.

1. Berita yang Anda tulis harus dapat membuat pembaca seakan- akan berada di tempat kejadian,
2. feature profil hasil wawancara harus bisa membuat pembaca seakan akan berhadapan sendiri dengan tokoh yang diprofilkan, karena penulisan tentang faktanya hidup dan rinci.

Anda juga harus tahu!
Banyak persoalan yang bertalian dengan pemikiran dan pengambilan keputusan dengan cepat, tepat, terarah dan bermanfaat, karena itu masyarakat cenderung memilih informasi yang dapat membantu menyelesaikan masalah mereka.


KEBUTUHAN
PEMBACA

yang dimaksud:
mengikuti perkembangan aktual dalam lingkup lokal, nasional, internasional;
menurunkan ketegangan, mengatasi rasa kesendirian, mempelajari sesuatu atau mengisi waktu; kebutuhan memperoleh informasi mutakhir sebagai bahan pembicaraan dalam pergaulan sehari-hari, perencanaan aktivitas dan pengembangan pemikiran.

JENIS WAWANCARA

1. Menurut Caranya

1. 1 Cara Wawancara Tatap Muka
1. 2 Cara Wawancara Melalui Telepon
1. 3 Cara Wawancara Kelompok

2 Menurut Tujuannya

2. 1 Tujuan Berita Kutipan (Quote Story/ Talking News)
2. 2 Tujuan Berita Wawancara

WAWANCARA TATAP MUKA
Wawancara ini dilakukan dengan cara berhadap-hadapan yang memungkinkan penggalian informasi lebih dalam dan luas, karena sebelumnya dilakukan perjanjian dengan sumber berita, topik dan fokusnya sudah dirancang, bahkan kesempatannya pun lebih khusus, baik tempat maupun waktu yang disediakan.

WAWANCARA TELEPON
Ini dilakukan untuk mengkonfirmasi dan mengejar deadline. Percakapannya sangat singkat dan umumnya sumber berita sering menolak untuk menjelaskan setiap pertanyaan secara panjang lebar, kecuali sumber berita sudah akrab dan biasa menjadi sumber berita si pewawancara.

WAWANCARA KELOMPOK
Wawancara ini dilakukan lebih dari satu orang sumber berita dalam satu kesempatan. Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi peristiwa bencana alam atau kriminalitas, namun bisa juga untuk keperluan menulis feature keluarga yang berhasil

BERITA KUTIPAN (QUOTE STORY/ TALKING NEWS)
Berita kutipan adalah berita yang berisi pernyataan-pernyataan yang diucapkan seseorang atau beberapa orang sumber berita yang bidang keahlian, pengetahuan, atau keadaan pribadinya memberi makna pada pernyataannya.


BERITA WAWANCARA
Berita yang didasarkan pada wawancara adalah berita yang faktanya dikumpulkan melalui proses wawancara. Dalam hal ini wartawan bertanya dan sumber berita menjawab.


Perbedaan wawancara untuk berita kutipan dengan berita wawancara terletak pada tekanan beritanya. Berita kutipan fakta-faktanya didapat dari hasil wawancara, tetapi tekanannya bukan pada faktanya, tapi pada penilaian dan validitas sumber berita,yaitu keahliannya.

PROSES WAWANCARA
Jurnalisme modern mengenal 3 bentuk berita yang dihasilkan dari 3 macam wawancara:
(1) wawancara berita (news interview yang memberikan keterangan ahli tentang masalah yang sedang hangat;
(2) wawancara profil pribadi (personality interview) yang memberikan kesempatan kepada sumber berita yang
diwawancarai untuk mengungkapkan kepribadiannya melalui kata-katanya sendiri;
(3) wawancara kelompok (symposium interview) yang mengangkat pandangan atau sikap sejumlah responden,
yang kadang-kadang dalam jumlah yang besar,


WAWANCARA KELOMPOK tidak dilakukan dengan satu atau dua narasumber saja, tapi dengan banyak narasumber, karena tujuannya ntuk mendapatkan keterangan dari berbagai sumber.

Biasanya topik yang menjadi bahan wawancara sedang hangat menjadi perhatian khalayak.
Topik yang menjadi bahan wawancara harus memiliki dampak yang luas.


WAWANCARA EFEKTIF
1.
berlangsung sekitar 30 menit lebih lama dari yang direncanakan, sehingga dalam waktu itu bisa muncul hal yang memperkuat isi
wawancara.

2. tidak membiarkan narasumber menunggu, datanglah tepat waktu.


Usahakan menyusun dulu pertanyaan dalam buku catatan Anda, untuk berjaga-jaga jika Anda “mati langkah” dalam bertanya, terutama menyangkut pertanyaan pokok yang bisa jadi sesuatu yang penting bagi narasumber. Berilah tanda untuk pertanyaan yang sudah dijawab.

Usahakan posisi duduk tidak berjarak terlampau jauh untuk menciptakan suasan yang lebih akrab. Jika narasumber adalah seorang eksekutif top sebuah perusahaan, usahakan wawancara dilakukan di luar kantornya untuk menghindari gangguan yang bisa merusak suasana. Carilah tempat yang disukainya.

Usahakan Anda selalu membawa alat tulis cadangan, begitu pula buku catatan. Selain untuk mencegah terjadinya gangguan ketika sedang berwawancara gara-gara kehabisan tinta atau kehabisan kertas, hal itu juga dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa Anda seorang profesional.

Tulislah hari, tanggal dan jam serta tempat wawancara. Seandainya sumber berita Anda didampingi oleh asistennya atau rekannya ketika sedang diwawancarai, catatlah nama dan nomor telepon orang itu untuk berjaga-jaga kalau suatu saat diperlukan.




Mulailah dengan pertanyaan ringan untuk sekedar pemanasan dan menciptakan rasa percaya diri sumber berita Anda.

Jangan dulu mengeluarkan buku catatan, apalagi alat perekam.

Ciptakan dulu suasana yang menyenangkan. Mintalah izin tidak keberatan jika wawancara itu direkam dengan alasan agar tidak salah kutip atau demi akurasi berita.


BENTUK PERTANYAAN WAWANCARA
YANG EFEKTIF

Terbuka

“Wah, Bapak rupanya senang berolahraga. olahraga apa saja yang Bapak lakukan secara rutin?”

Langsung
“Bapak Walikota, bagaimana perkembangan tentang masalah anggaran itu, Pak?”

Tertutup
“Berapa besar yang dianggarkan untuk perjalanan dinas 2009, Pak?”


Menyelidik
Mengapa Bapak menganggarkan 20% lebih besar untuk perjalanan dinas 2009 depan, Pak?”

Bi-Polar
“Apakah anggaran itu diumukan kepada media pada pukul 9 pagi besok, Pak?”

Cermin
“Jadi, Pak Wali, Anda mengatakan, para pejabat Anda memang perlu lebih banyak melakukan perjalanan dinas pada 2009?


Keterangan Tambahan Selama Wawancara

Jika berminat menulis feature tentang narasumber yang sama, Anda harus menambah beberapa keterangan tambahan selama melakukan wawancara seperti uraian berikut.

Catatlah penampilan dan sifat-sifat khusus atau tingkah laku yang dengan jelas membedakan dia dari orang lainnya.


Cermatilah dengan seksama.
Mintalah nama-nama dan alamat beberapa teman dekat sumber berita dan jika mungkin juga pesaingnya.

Wawancara singkat melalui telepon dengan orang-orang ini (teman dekat maupun pesaingnya) mungkin memberikan kedalaman perspektif yang berharga pada hasil wawancara Anda.


Mintalah kepada sumber berita Anda untuk ikut memberikan pendapat tentang dirinya sendiri_mungkin kebiasaan atau adat-istiadatnya_yang tidak diketahui publik. Ini semua akan memberikan pemahaman tambahan tentang kepribadian dan perilaku sumber berita Anda.


Bertanyalah sedalam mungkin tentang kehidupan keluarga sumber berita, jika perlu lakukan wawancara dengan pasangan hidupnya, setidaknya melalui telepon untuk menambah pendalaman tentang pribadi narasumber.

STRATEGI WAWANCARA
Anda harus paham, kerja wartawan mengandalkan ketahanan dan tantangan fisik dan kecerdasan intelektual. Tantangan selalu saja ada, tidak hanya di saat perang, di saat damai pun demikian. Wartawan yang meliput peristiwa banjir, gunung meletus, kebakaran, pemogokan buruh, huru-hara, kriminal dan peristiwa lainnya. Riskannya, seringkali tidak ada asuransi yang diberikan dari perusahaan. Oleh karenanya, Anda perlu memasang strategi.

ANJURAN DALAM WAWANCARA

Tulis hal yang penting saja, menandai hal yang menarik dalam catatan, meminta sumber berita untuk mengulangi ungkapan yang menarik, dan
lengkapi catatan setelah wawancara


Tenang dan punya perhatian penuh terhadap setiap ucapan sumber berita setelah mengajukan pertanyaan


Cobalah kembalikan pembicaraan ke pokok masalah, jika sumber berita melompat ke pokok pembicaraan yang disukainya, tetapi menyimpang dari keinginan Anda


Ingat! Anda adalah wartawan yang memerlukan bantuan


Ulangi dengan cara lain pada pertanyaan berikutnya dengan menjelaskan bahwa jawaban itu penting dan tidak memberatkan narasumber, bahkan sebaliknya, jika sumber berita menolak menjawab sebuah pertanyaan


Tanyakanlah apakah narasumber mau menambahkan lagi di akhir wawancara. Hal ini penting untuk menghindari jika setelah dipublikasikan, dia menilai ada yang kurang.

Di samping itu, bisa saja muncul keterangan yang menarik karena dirasakannya suasana wawancara cukup menyenangkan dirinya, padahal tadinya mungkin mencurigakan.


Mintalah kesediannya menerima telepon jika seandainya ada hal yang terlupa. Mintalah kartu nama untuk mengetahui ejaan nama yang benar, jabatan dan nomor telepon/ handphone-nya.

Jika tidak ada kartu nama, mintalah narasumber sendiri menuliskan namanya dalam buku catatan Anda disertai gelar dan jabatan, nomor telepon kantor, telepon rumah dan telepon genggamnya.



WAWANCARA DALAM MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIKA
Wawancara dalam media elektronika terdapat dalam penjelasan masalah hangat (informational news) yang disajikan melalui radio dan televisi.

Bentuknya adalah dialog (wawancara, diskusi panel, debat, talkshow); reportase (siaran langsung atau siaran tunda); editorial (tajuk, ulasan, komentar); dan dokumenter yang penyajian materi yang isi pesannya mengandung nilai sejarah dengan tujuan mengingat kembali fakta sejarah.

DIALOG
Dalam dialog, minimal harus ada dua narasumber yang menjelaskan. Narasumber dipilih secara selektif, sehingga relevan untuk menjelaskan topik masalah. Narasumber dapat diajak untuk wawancara, saling adu pendapat (diskusi panel, debat, dan lain-lain), dan dilibatkan dalam talk show.



DISKUSI PANEL
Diskusi panel adalah percakapan antarnarasumber untuk mendiskusikan satu topik masalah, sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Diu sini arah pembicaraan lebih bersifat adu argumentasi. Baik topik masalah yang didiskusikan maupun narasumber yang diminta untuk melakukan diskusi panel dipilih oleh pihak penyelenggara diskusi.


MENGHADAPI PENOLAKAN NARASUMBER

I
ngat!
K
ewajiban wartawan di jagad raya ini sama: menemukan fakta yang harus diberitakan demi kepentingan umum!
Jangan
menyerah!
Anda harus yakin, jika seseorang secara sengaja menghindari wartawan dengan tidak menjawab telepon, menutup telepon, atau main petak umpet dengan wartawan, sesungguhnya orang tersebut akan rugi sendiri, karena sebagai wartawan, Anda juga diwajibkan memasukkan dalam berita Anda bahwa narasumber menolak diwawancarai atau menolak berbicara.

Beri tahu kepada narasumber bahwa penolakannya itu juga akan Anda beritakan. Pemberitahuan demikian biasanya akan mengurungkan niat narasumber untuk tetap bungkam.

Perlihatkan
sikap yang mengesankan kepercayaan pihak narasumber. Cara melakukan pendekatan pun sangat menentukan dalam membuat narasumber berbicara.

Katakanlah kepada narasumber bahwa tujuan mewawancarai dia didasari itikad baik dan niat mencari keterangan secara akurat dan berimbang.



Kode Etik Jurnalistik Pasal 7:
“Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitasnya maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

HAK TOLAK adalah hak untuk mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya

EMBARGO adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.

INFORMASI LATAR BELAKANG adalah segala informasi atau data dari narsumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya
.

OFF THE RECORD adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan (SK Dewan Pers Nomor 03/ SK-DP/ III/ 2006).

0 komentar:

Posting Komentar

Template Design by SkinCorner