TIPS KONSENTRASI

Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal yang kita kerjakan adalah pada faltor konsentrasi. Jika kita bisa fokus untuk berkonsentrasi maka, segala sumber daya yang kita miliki akan bisa mengalir dengan maksimal untuk tujuan yang kita butuhkan, seperti saat kita belajar, bekerja, atau pun melakuan hal apapun dengan lebih berkonsentrasi akan menghasilan hal yang maksimal.

Sebelum mencoba menjabarkan lebih lanjut lagi, coba secara sederhana saya akan menjabarkan apa itu konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan mengenyampingkan hal yang lain. Dan perlu diketahui bahwa tiap orang mempunyai level konsentrasi yang berbeda.

Dalam tulisan ini pertama saya akan mencoba menjelaskan beberapa faktor yang menurut saya dapat menyebabkan kita tidak bisa konsentrasi atau yang menghambat konsentrasi
1. Belum memiliki tujuan terhadap apa yang dikerjakan
2. Kekurangan minat terhadap sesuatu yang dikerjakan
3. Urusan-urusan kecil atau fikiran-fikiran yang melintas dalam otak sehingga sering memecah perhatian yang sedang dipusatkan Gangguan kesehatan atau keletihan.
4. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
5. Rasa Bosan
6. Kondisi Fisik yang menurun atau Rasa Lelah
7. Lingkungan yang tidak mendukung (berisik, Lingkungan berantakan, atau gangguan-gangguan yang tidak perlu)

Setelah mengetahui beberapa hambatan yang dapat membuat kita tidak konsentrasi, saya akan coba menjabarkan bagaimana kita untuk bisa berkonsentrasi.
1. Berdoa kepada Tuhan YME
2. Tetapkan target yang akan kita capai dalam melakukan sesuatu, dan berikan kejelasan batas waktu yang akan kita kerjakan
3. Persiapkan segala sesuatu sesuai dengan yang kita lakukan (persiapan yang matang)
4. Memberikan tantangan kepada diri Anda untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. (Beri semangat dan motivasi diri)
5. Pusatkan perhatian hanya pada pekerjaan yang sedang anda lakukan. Usahakan saat mengerjakan suatu tugas, jangan memikirkan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
6. Jangan biarkan mata Anda menatap berkeliling, tetapi jaga agar tetap menatap ke arah pekerjaan Anda,kita harus mengawasi pikiran kita secara sadar dan mencegah diri kita agar tidak terpengaruh gangguan apapun yang dapat mempengaruhi konsentrasi kita
7. Hindarkan diri anda dari gangguan-gangguan yang tidak perlu seperti interupsi telpon yang tidak penting, obrolan rekan kerja anda, dan tamu tak diundang.
8. Disiplin pada waktu.
9. Perhatikan Kondisi Fisik, jika perlu tetapkan waktu istirahat untuk memulihkan kelelahan dalam berkonsentrasi.

Kemampuan konsentrasi bukan bakat yang diperoleh sejak lahir tapi kebiasaan yang dapat dilatih. Pada dasarnya konsentrasi adalah akibat dari perhatian yang ditimbulkan secara sadar oleh seseorang. setiap orang dengan melatih diri dan mengembangkan minatnya dapat meningkatkan kemampuan konsentrasinya sehingga menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan sewaktu-waktu diperlukan. konsentrasi memiliki manfaat yang luar biasa terhadap hidup kita. Konsentrasi dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan ketenangan pikiran.

Konsentrasi adalah merupakan suatu aktivitas. Tentu saja, semakin kita praktekkan dan latih, akan semakin baik pula kemampuan konsentrasi kita. Kita tentunya tidak mengharapkan untuk bisa menjadi hebat tanpa pelatihan. Sama juga halnya dengan konsentrasi. Konsentrasi adalah seperti otot tubuh, semakin kita melatihnya, maka akan semakin kuat pula jadinya. Memang tidak ada latihan khusus yang spesifik untuk konsentrasi, namun hidup memberikan begitu banyak kesempatan bagi kita untuk melatih konsentrasi. Kuncinya adalah untuk selalu mengambil kesempatan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi. Semoga tulisan ini dapat membantu anda dalam meningkatkan konsentrasi. (EA)

---------------

Komunikasi yang Efektif
Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel

Ketika kembali dari Singapura sehabis menerima MTV Awards Asia, Piyu,
salah seorang personal grup band PADI membawakan sebuah buku yang sangat
bagus buat saya. Judulnya Say it like Shakespeare karya Thomas Leech
seorang pakar dan konsultan komunikasi bisnis, pembicara publik yang
terkenal di Amerika Serikat. Kliennya termasuk perusahaan-perusaha an
besar yang terdaftar dalam Fortune 500.

Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah
produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan
pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif.
Apakah anda sedang mempersiapkan presentasi, negosiasi bisnis, melatih
tim bola basket, membangun sebuah teamwork, bahkan menghadapi ujian
akhir gelar kesarjanaan, maka efektifitas komunikasi akan menentukan
kesuksesan anda dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Kemampuan anda dalam
mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi
pendengar yang baik, kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai
media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan
komunikasi yang efektif.

Menurut penulis buku ini tidak ada seorang pun di dunia yang memiliki
kemampuan atau pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi sebaik yang
dimiliki oleh William Shakespeare, sastrawan Inggris yang sangat
terkenal di abad pertengahan, yang hingga saat ini masih dipandang
sebagai referensi utama sastra dunia. Selama berabad-abad banyak sekali
komunikator ulung di dunia yang mendapatkan inspirasi dan panduan dari
karya-karyanya yang abadi. Buku ini justru menggali lebih dalam
karya-karya sang jenius sastra ini dan mengaplikasikan inspirasi dari
karya-karya tersebut dalam dunia komunikasi baik personal maupun dalam
komunikasi bisnis. Karya-karya Shakespeare ternyata mampu memberikan
pelajaran-pelajaran yang bernilai tinggi untuk menjadi komunikator yang
efektif dan ulung, baik dalam dunia pekerjaan kita maupun dalam
kehidupan pribadi kita.

Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita
perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan
(message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau
media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Kelima
hal inilah yang diuraikan dengan amat menarik melalui
penggalan-penggalan frase dari karya-karya Shakespeare tersebut. Seperti
penggalan syair berikut yang diucapkan oleh tokoh karakter Ulysses yang
diambil dari karya Shakespeare yang berjudul Troilus and Cressida yang
berbunyi:
No man is the lord of anything, Though in and of him there be much
consisting, Till he communicate his parts to others.

Disinilah letak pentingnya kemampuan mengembangkan komunikasi yang
efektif yang merupakan salah satu ketrampilan yang amat diperlukan dalam
rangka pengembangan diri kita baik secara personal maupun profesional.
Paling tidak kita harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam
berkomunikasi yaitu: menulis - membaca (bahasa tulisan) dan mendengar -
berbicara (bahasa lisan). Bayangkan betapa waktu-waktu kita setiap detik
setiap saat kita habiskan untuk mengerjakan setidaknya salah satu dari
keempat hal itu. Oleh karenanya kemampuan untuk mengerjakan ketrampilan
dasar komunikasi tersebut dengan baik mutlak diperlukan demi efektifitas
dan keberhasilan kita.

Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang
paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di
saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan
pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi
begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya
dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari
bagaimana menulis dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan
efektif, bagaimana berbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi
pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk
mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses
pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan
informal lainnya. Bahkan menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah
mengikuti pelatihan mendengar. Dan sebagian besar pelatihan tersebut
adalah teknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakter dan
dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kita terhadap keberadaan
orang lain.

Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantunga n (interdependency)
untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting
dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita
katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan
kepada penerima pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari
teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian) , bukan dari
diri kita yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat
atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif
adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi
yang kuat.
Kita bisa menggunakan analogi sistem bekerjanya sebuah bank. Jika kita
mendeposito- kan kepercayaan (trust) kita, ini akan tergambar dalam
perasaan aman yang kita miliki ketika kita berhubungan dengan orang
lain. Jika saya membuat deposito di dalam rekening bank emosi dengan
Anda melalui integritas, yaitu sopan santun, kebaikan hati, kejujuran,
dan memenuhi setiap komitmen saya, berarti saya menambah cadangan
kepercayaan Anda terhadap saya. Kepercayaan Anda menjadi lebih tinggi,
dan dalam kondisi tertentu, jika saya melakukan kesalahan, anda masih
dapat memahami dan memaafkan saya, karena anda mempercayai saya. Ketika
kepercayaan semakin tinggi, komunikasi pun mudah, cepat, dan efektif.
Covey mengusulkan enam deposito utama yang dapat menambah rekening bank
emosi dalam hubungan kita dengan sesama:

Berusaha benar-benar mengerti orang lain.
Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication-
komunikasi empatik. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita
biasanya "berkomunikasi" dalam salah satu dari empat tingkat. Kita
mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan
yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif
berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun
komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar
berasal dari dalam diri kita.

Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan
komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain - memahami karakter
dan maksud/tujuan atau peran orang lain.
Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu
hubungan - hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar.
Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggar janji
adalah penarikan yang besar.
Menjelaskan harapan. Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan
berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran
dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.

Meminta maaf dengan tulus ketika Anda membuat penarikan.
Memperlihatkan integritas pribadi. Integritas pribadi menghasilkan
kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda.

Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang
efektif. Karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada
kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada
integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar
kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan
kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas
dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran
bersifat pasif.

Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang
efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum
Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective
Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang
mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang
berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada
dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih,
minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang
lain.

Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang
pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada
prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan
harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka
kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun
secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to
Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah
satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan
memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang
sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip paling
dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia
mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan
yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini
adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan.
Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat
memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak
tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan
Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun,
mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya
dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal
terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang
menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken
Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh
orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan
sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu
kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to
Understand - understand then be understood to build the skills of
empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang
disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar
orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi
dengan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan
(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
(receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing)
memahami perilaku konsumen (consumer's behavior) merupakan keharusan.
Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa
yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari
konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan
mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan
menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita
perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita.
Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan
psikologis atau penolakan dari penerima.

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan
sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan
saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari
komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan
efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus
balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi
pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan
untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima
pesan.

Hukum # 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang
kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan
bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel
sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum
ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar
pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi
personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap
yang dapat diterima oleh penerima pesan.

Hukum # 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini
merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat
tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan
berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan) , sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan
menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

Hukum # 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati
pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh
melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan
memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan,
lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan
yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator
yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan
orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang
dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan
saling menguatkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Template Design by SkinCorner